Versi teks
Yang Lama Tak Bersua,
Handai Taulan Seniman Perempuan
di Ruang Lintas Batas
Dengan surat ini, pada mulanya kami berempat (Hindra, Luna, Wucha, Natia) inginmemperkenalkan diri, sebut saja Grup-Kelak-Bakal-Menua. Sebelum wabah melanda negeri ini,jauh-jauh hari kami membayangkan akan mengajak teman-teman berkumpul dalam rangkaianperjalanan mengunjungi para lansia di tiga kota, guna menghabiskan pagi hingga sore bersama Oma-Oma di panti wreda. Di sela-sela bercengkrama, kami juga ingin mengajak teman-teman mengarsipkan momen dan memori para Oma, yang secara khusus memiliki persinggungan dengan konteks sosial, ekonomi, dan politik suatu bangsa di masa silam. Terpikirkan oleh kami judul kegiatan “Biar Kutulis untukmu Sebuah Cerita Sejarah yang Lain”*. Karena seperti yang kita ketahui bersama, sejarah selalu ditulis oleh penguasa (laki-laki), selalu melenyapkan suara minoritas, kaum terpinggirkan, dan narasi perempuan.
Malangnya, rencana perjalanan ini gagal karena wabah yang berbahaya. Maka, dengan segenap upaya di tengah badai yang mengombang-ambingkan segala agenda, yang memaksa umat manusia berlumut di rumah, kami mengatur siasat untuk meretas pandemi, tentu agar-supaya kita semua tetap dapat berjumpa.
Semoga kawan-kawan senantiasa dalam keadaan sehat sentosa di mana pun berada. Amin. Adapun kegiatan yang akan kami selenggarakan dalam tempo waktu Februari hingga April 2021 ini berupa kegiatan daring. Tidak ada tatap muka secara fisik, tidak ada kunjungan ke tempat baru yang menyenangkan seperti pada 2019 silam, saat kita bertemu di pondok bambu di tepi Danau Poso. Kita semua akan mengoptimalkan segala media untuk bercakap-cakap dengan Oma-Oma sembari melakukan seni-sehari-hari bersama mereka. Terdengar sederhana bukan? Bagaimana jika merajut kaos kaki? Menyulam sapu tangan? Bertukar resep andalan? Karaoke lagu-lagu nostalgia? Senam lansia? Membersihkan dan menata ulang koleksi barang memorabilia? Menjadi sahabat pena? Melukis talenan? Bertukar puisi? Atau membuat kolase dari majalah lawas? Apa pun kegiatan itu, mari kita anggap masa pandemi ini sebagai kesempatan mengeksplorasi pengalaman baru dalam berkesenian sekaligus mengarsipkan cerita Oma dalam bentuk karya lintas batas.
Enam Oma akan bergabung dengan kita selama tiga bulan ke depan. Mereka berasal dari: kelompok penyintas 65’ generasi kedua, kelompok lansia transpuan dan kelompok seniman lansia. Mereka didampingi oleh masing-masing koordinator yang akan membantu kita menyusun panduan etik dan berbagi cerita di forum diskusi. Sebelum lokakarya seni-sehari-hari dengan para Oma, kiranya teman-teman berkenan mengikuti kelas pengantar yang mengundang narasumber tentang kekerasan berbasis online, sejarah lisan, dan pendokumentasian yang tidak eksploitatif. Di Mei dan Juni, kami akan mencoba mengumpulkan cerita Oma-Oma dan pengalaman teman-teman menjadi semacam buku, sebut saja album kenangan.
Demikian dahulu yang perlu kami sampaikan. Perkara-perkara terkait teknis dan jadwal rangkaian kegiatan kami susun dalam Kerangka Acuan Kerja. Betapa pun banyak orang bilang, 2021 adalah 2020 Season 2, barangkali, mengisi waktu luang bersama Oma-Oma di tahun ini dapat memberi warna cerah bagi kita semua di tengah masa muram.
Apabila teman-teman tertarik, caranya sederhana, cukup mengisi formulir pendek dan kami akan memproses selekas mungkin. Sampai berjumpa lagi!
*Nb: Judul terinspirasi dari naskah lakon karya Andre Nurlatif, “Biar Kutulis untukmu Sebuah Puisi Jelek yang Lain” yang juga menceritakan tentang sepasang lansia di panti wreda.
Salam Hangat,
Grup-Kelak-Bakal-Menua