Teruntuk kawan-kawan di mana pun berada,
Surat ini kami kirim untuk memanggil surat-surat lainnya. Apakah di kotak arsipmu masih tersimpan surat-surat yang mengandung pembelajaran feminis?
Kami sedang menyusun sebuah buku antologi surat. Kami tertarik pada surat sebagai medium komunikasi yang biasa-biasa saja sekaligus kerap mampu menggetarkan banyak orang.
Kami ingin tahu, bagaimana surat menyurat dapat menjadi praktik sosial lintas batas untuk menjalin percakapan feminis interpersonal?
Kami mencari koleksi surat pribadi yang membicarakan masalah, keluhan, atau saran feminis dalam hubungan sehari-hari. Bisa juga, arsip surat terbuka yang menggalang kebersamaan dan perlawanan.
Itu mungkin surat dari atau untuk ibu, bapak, sahabat pena, pacar dan mantan pacar, rekan kerja, kawan sepergerakan, menteri, presiden, lembaga publik, dll. Surat-surat itu mungkin dulu dikirim lewat pos atau e-mail, diterbitkan di media massa atau dititipkan lewat teman.
Kami juga tertarik jika kamu punya tulisan cerpen, puisi, dan esai epistolari. Atau jika kamu seorang peneliti, kami ingin pula mendapat rekomendasi surat-surat historis yang menurutmu berharga untuk kita baca bersama hari ini.
Surat yang kami nantikan adalah surat yang melukiskan keadaan suatu masa, yang mengekspresikan energi emosional dan intelektual untuk berdialog. Juga, surat yang bercerita perihal dirinya dan masyarakat, yang bisa jadi berisi harapan atau kehilangan.
Apabila kamu punya arsip surat yang kami bayangkan ini, balaslah surat kami dengan mengisi formulir panggilan terbuka melalui tiny.cc/beribusurat
Ada imbalan satu juta rupiah jika surat itu terpilih untuk diterbitkan. Kami menunggu balasanmu sampai Kamis, 21 April 2022 pukul 23.59 WIB.
Oh ya, 20 pengirim surat pertama akan kami beri satu buku setelah terbit. Jika kamu punya pertanyaan hubungi kami lewat suratperetas@gmail.com
Semoga surat kami ini mampu memanggil beribu suratmu. Kami tunggu!
Salam,
Peretas