Seniman kriya dan pendiri Kait Handmade, sebuah studio kecil yang mengutamakan: eksplorasi (exploration), keragaman (diversity), kelangsungan (continuity), keberlanjutan (sustainability), dan ramah lingkungan (eco-friendly). Ia percaya bahwa perempuan adalah masa depan manusia dan segala sesuatu saling ter-Kait satu sama lain. Ia adalah salah satu pendiri MaPaQuilts, komunitas perca di Malang yang rutin mengadakan pertemuan mingguan sebagai ruang untuk menghidupi keragaman dan persaudaraan perempuan melalui perca dan teknik jahit manual untuk lebih berdaya. Inisiator FKKI (Forum Kriya Kontemporer Indonesia) kolektif yang beranggotakan alumni dan pelaku seni kriya untuk lebih aktif hadir di tengah masyarakat urban. Pada 2018 dan 2019, ia terlibat dalam program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Seniman Mengajar, dan melakukan riset serta pendokumentasian seni tenun di Lembata dan Sumba Barat Daya, NTT.