Tamarra (l. Tasikmalaya, IDN, 1989), adalah seniman otodidak yang saat ini sedang berkuliah di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Tamarra pindah ke Yogyakarta pada tahun 2008 dan bekerja sebagai seniman jalanan sampai tahun 2013. Pada tahun 2011-2013, Tamarra tergabung dalam proyek seni berjudul Makcik Project di Yogyakarta, yang mengawali kekaryaannya di ranah seni rupa. Kata kunci dalam pusaran praktik artistik Tamarra adalah hubungan antar-manusia, sejarah, gender dan seksualitas, agama, dan kemanusiaan. Tamarra telah terlibat dan berpameran dalam berbagai proyek seni rupa dan performans, di antaranya: Ancient MSG (2015) di Gertrude Contemporary, Australia, Unsung Museum (2016-2017) di Roh Projects Jakarta dan Ruang Gerilya Bandung, dan ‘Calabai Janggeng’ presentasi riset kolaboratif bersama Emma Frankland mengenai Bissu, dikomisi oleh British Council pada tahun 2019.
Peretas, kependekan untuk perempuan lintas batas, bergerak melalui dan menuju politik solidaritas feminis antar perempuan pekerja seni di Indonesia. Peretas meretas definisi stereotipikal dan konstruksi sosial yang hegemonik atas identitas perempuan. Dalam kerja-kerja kolektif Peretas, kami bernavigasi dengan perspektif interseksional untuk mengekspos kejamakan subyektivitas perempuan yang melintasi dan mengganggu batas/pembatasan negara, ras, etnisitas, kelas, seksualitas, agama, dan disabilitas.
Program-program kami bertujuan mendukung terciptanya ruang produktif dan reproduktif bagi perempuan pekerja seni, yang kami tempuh dengan mengorganisir Peretas Berkumpul, penelitian, penerbitan buku, dan diskusi publik. Melalui kegiatan-kegiatan ini, kami ingin berkontribusi dalam perluasan pengertian praktik seni budaya, yang tidak hanya melulu berhubungan dengan produktivitas industri kreatif atau karir individu, tetapi juga transformasi sosial dan distribusi pengetahuan bersama. Praktik pengorganisasian kami melibatkan kerja berbagi pengetahuan, perawatan kolektif, disensus yang demokratis, sensibilitas artistik, dan imajinasi radikal untuk mempertahankan dan memperbanyak ruang aman yang melawan praktik kekuasaan dominan
Peretas didirikan pada 2017 oleh Dhyta Caturani, Felencia Hutabarat, Lisabona Rahman, dan Naomi Srikandi.
Kontak: info@peretas.org
Website ini didesain oleh Natasha Tontey bekerja sama dengan web developer ScriptMedia (2019-2020).
Logo Peretas didesain oleh Cadrilla Bareno (2019).
Seluruh konten dalam website ini menggunakan lisensi Creative Commons CC BY-NC Atribusi-Non Komersial.